nontongo55.com

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

Minggu, Juli 23, 2017

Box Office - Priest (2011)

Box Office - Priest (2011)

Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, termasuk Scott Steward yang 2009 lalu sudah berbuat ‘dosa’ dengan Legion, sebuah apocalyptic suprantural action yang memiliki konsep menarik namun tidak dibarengi naskah dan pengarapan yang baik, menjadikan Legion salah satu yang terburuk tahun lalu. Dan Priest seharusnya bisa menjadi ajang Steward untuk melakukan penebusan dosanya itu, apalagi kini  ia kembali mendapat asupan cerita menarik, hasil adaptasi dari manhwa (komik Korea) populer berjudul sama buatan Hyung Min-woo, termasuk dengan mengaet kembali Paul Bettany, menggatikan Gerad Butler untuk kembali menjadi jagoan utama, bedanya kali ini aktor asal Inggris tidak lagi memerankan sosok malaikat pembangkang, melainkan seorang vampire hunter, atau yang dikenal dengan sebutan Priest yang terpaksa harus melanggar sumpahnya kepada gereja setelah Lucy (Lily Collins), keponakan satu-satunya menjadi korban penculikan kaum vampire yang dipimpin oleh Black Hat (Karl Urban). Nah, sekali lagi kata ‘seharusnya’ hanyalah menjadi sebuah kata tanpa arti, karena lagi-lagi, untuk yang kedua kalinya Steward kembali jatuh ke lubang yang sama.

Box Office


Baiklah, siapapun tentu akan berekspektasi cukup besar jika Priest kemudian akan menjadi  sebuah sugguhan film aksi fantasi yang sarat akan momen-momen spektakuler. Dengan berkaca terhadap apa yang sudah dilakukan Hyung Min-woo dalam komik ciptaannya itu, meskipun terkesan basi, namun premis tentang para pemburu vampire dengan setting dunia alternatif futuristik dengan segala elemen gothic-nya dipastikan akan tetap dapat menarik perhatian penontonnya, apalagi para vampire hunter ini membungkus dirinya dengan wujud seorang pendeta yang notabene profesinya lebih dikenal jauh dari gambaran jagoan dengan kemampuan membunuh tingkat tinggi. Nah yang menjadi sumber kekacauan disini adalah ketika Steward dan penulis naskah Cory Goodman memutuskan untuk ‘mengkhianti’ versi komiknya. Tidak masalah sih jika memang kemudian mereka mampu membuatnya menjadi lebih baik, namun masalahnya tidak. Terlalu banyak hal-hal yang seharusnya bisa membantu Steward untuk menjadikan Priest versinya lebih baik ternyata hanya diterapkan setengah-setengah seperti perpaduan genre western, dark fantasy serta gun fu yang begitu kental pada komiknya, atau sampai yang paling parah malah ditinggalkan sama sekali, termasuk tema cerita utama itu sendiri yang kontras berbeda dengan apa yang ada dalam komiknya (kisah aslinya para Priest bukan berhadapan dengan vampire, melainkan Malaikat), dan hasilnya terbukti sangat mengecewakan. Satu-satunya yang akan meningatkan kita bahwa Priest ini adalah terjemahan dari versi komiknya hanya lambang salib pada kening para pendeta tersebut, sisanya sama sekali melenceng.

Dengan menghadirkan versinya sendiri, Steward terlihat begitu berusah payah untuk menjadikan film layar lebar ketiganya ini terlihat sebagai sebuah sugguhan aksi fantasi yang keren. Ok lah, kualitas cerita memang menjadi no 2 dalam film-film seperti ini namun masalahnya plot yang dimiliki Priest terlalu kelewat datar dan dangkal, nyaris tidak ada kejutan berarti dalam 87 menit, padahal menilik apa yang sudah dicapai komiknya, cerita yang ditawarkan seharusnya bisa berkembang jauh lebih baik dari apa yang sudah diperbuat Steward disini. Baik, kita lupakan saja kualitas naskahnya yang menggelikan itu dengan berharap akan disugguhkan banyak adegan aksi spektakuler didalamnya. Masalahnya, semua momen yang anda tunggu itu mungkin sudah anda lihat dalam versi traillernya, karena pada kenyataan tidak banyak yang disajikan disini, terhitung mungkin hanya ada 3-4 x saja dengan durasi kurang dari 5 menit (kecuali pada bagian klimaksnya), bahkan untuk semakin memperarah tidak ada satupun dari adegan-adegan tersebut yang benar-benar terlihat dahsyat. Adegan lompat melompat dengan kabel, efek komputer plus slowmotion berlebihan, baku hantam yang melempen semuanya menjadi bagian yang turut menjadikan Priest tidak lebih dari sebuah film aksi medioker yang terlihat murahan, walaupun harus diakui, visual yang disajikan cukup cantik, terutama desain kota gereja futuristik yang sayangnya hanya tampak menjadi background semata.

Untuk kedua kalinya Paul Bettany terlihat begitu menikmati perannya sebagai pahlawan dan mesiah sekaligus, bedanya kali ini terlihat lebih berkespresi ketimbang disaat menjadi malaikat terbuang dalam Legion. Tentu saja tidak ada akting hebat didalamnya, hanya menampilkan bagaimana ia dalam balutan jubah pendeta itu kemudian menghabisi segelintir vampire, ya benar, hanya segelintir ditambah satu, Black Hat pada akhir film nanti. Bahkan kehadiran Cam Gigandet dan Maggie Q yang didapuk sebagai side kick Bettany pun dengan mudah terlupakan begitu anda selesai menontonnya,


Ah, sayang sekali Scott Steward tampaknya terlalu percaya dengan diri membuang sebagaian besar elemen-elemen penting dalam komiknya, meninggalkan Priest ‘telanjang’ dengan segala  kekurangan-kekurangannya, baik dalam naskah maupun bagaimana menghadirkan momen-momen aksinya yang seharusnya bisa menjadi bagian paling menghibur disini. Yah, untuk menghibur anda, Priest setidaknya sedikit lebih baik dari Legion.

nah bagi yang anda yang pensaran dengan keseruan film tersebut.. langsung aja klik > Priest (2011)

0 komentar:

Posting Komentar